My Olivian

Just An Ordinary Note

Senang menulis dan membaca? Pendengar yang baik dan pandai berbicara?


Kamu merasa asyik dengan kegiatan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Kamu melakukan itu semua dengan santai. Kamu juga menghafal informasi dan menambah kosakata. Tak heran jika kamu juga memiliki kemampuan bercerita maupun mendongeng yang mumpuni. Dengan bakat yang kamu punya,
bekerja menjadi jurnalis, guru, maupun penulis sangatlah cocok untuk kamu.
Memiliki kecerdasan ini, berarti kamu sama dengan Raditya Dika, Dee Lestari, J.K. Rowling, John Green dan banyak lagi penulis populer lainnya...


Agama Islam menyuruh supaya berlaku lurus dan sederhana dalam hidup dan kehidupannya. Sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan” (Q.S Al-An’am :141)
“Janganlah kamu boros, karena sesungguhnya orang yang boros adalah teman syaitan” (QS. Al-Isra’ :26-27)
Kalau Al-Qur’an menuntut kepada orang-orang mukmin supaya menginfakkan harta kekayaannya, maka Al-Qur’an tidak menuntut kepada mereka melainkan supaya menginfakkan sebagian harta, bukan semuanya. Sebab, siapa yang mendermakan sebagian hartanya, maka dia akan terlepas dari kekurangan.

Salah satu di antara sekian banyak mukjizat Al Qur'an yang sudah terbukti sejak diturunkannya hingga saat ini adalah bisa menjadi obat penyembuh.

Beautiful recitation by one of the masters of recitation Sheikh Mohammad Siddiq Al- Minshawi (RA)
Kemukjizatan Al Qur'an ditegaskan dalam firman Allah SWT:
 
وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra’: 82)


Mari sejenak kita kaji ayat di atas.

Tafsir Ayat
Menurut Abu Bakar Al Jazairi, huruf من pada ayat di atas berfungsi sebagai penjelas (مبينة) bagi huruf maushul ما, bukan ibtida’ atau zaidah.[1]

Sementara itu, Muhammad Sayyid Thanthawi mengatakan bahwa huruf من pada ayat tersebut bukan untuk tab’idh (للتبعيض) atau menunjukkan sebahagian, melainkan al jins (للجنس). Sebagaimana halnya dalam firman Allah SWT:


فاجتنبوا الرجس من الأوثان
Maka makna ayat وننزل من القران... di atas adalah:
وننزل من هذا الجنس الذي هو قرآن ما هو شفاء
Dengan demikian, ayat tersebut menegaskan bahwa semua kandungan Al Qur’an merupakan obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.[2]

Jenis penyakit yang bisa diobati oleh Al Qur’an
Al Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan adanya dua pendapat ulama tentang penyakit yang bisa disembuhkan oleh Al Qur’an.
Pendapat pertama, bahwa Al Qur’an itu menyembuhkan hati (القلوب) dari penyakit kebodohan dan keraguan.

Pendapat kedua, menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani dengan cara ruqyah, ta’awwudz dan sejenisnya.[3] Pendapat ini didasarkan pada Hadits Rasulullah saw yang berasal dari Abu Sa’id Al Khudri ra, bahwa pada suatu saat Rasulullah saw mengutus dia bersama 30 pasukan ke sebuah peperangan. Ketika sampai di pemukiaman salah satu suku Arab mereka meminta dijamu, akan tetapi suku tersebut enggan. Tiba-tiba ketua suku tersebut disengat kalajengking. Lalu datanglah utusan mereka menemui para sahabat dan bertanya: “Apakah di antara kalian ada yang bisa mengobati sengatan kalajengking?”
Kata sahabat: “Ya. Akan tetapi kalian harus memberi kami imbalan.”
Mereka berkata: “Kami akan memberi kalian 30 ekor kambing.”
Abu Sa’id pun meruqyahnya dengan surah Al Fatihah sebanyak tujuh kali, dan sembuh. Lalu mereka mengambil imbalan 30 ekor kambing dan membawanya kepada Rasulullah saw. Kepada mereka beliau bersabda: “Makanlah dan berilah kami makan dari kambing itu”[4]

Menanggapi dua perbedaan pendapat yang dikemukakan Al Qurthubi di atas, Muhammad Sayyid Thanthawi menengahi dengan mengatakan: “(Pendapat) yang menenangkan jiwa adalah bahwa membaca Al Qur’an Al Karim dan mengamalkan hidayah, petunjuk dan syari’at yang ada di dalamnya… semuanya – dengan izin Allah SWT – dapat menjadi penyembuh bagi penyakit-penyakit hati dan jasmani.” [5]

Muhammad Sayyid Thanthawi juga menjelaskan lebih rinci contoh penyakit hati yang bisa disembuhkan oleh Al Qur’an, antara lain:  was-was, bingung, nifaq, iri hati, rakus, menyimpang dari jalan yang benar, dan lain-lain.

Adapun makna firman Allah SWT: (ورحمة للمؤمنين), Al Maragi mengatakan: mereka akan masuk surga dan bebas dari azab.[6]

Sedangkan menurut Al Qurthubi makna dari (ورحمة للمؤمنين) adalah terlepas dari kesusahan, dibersihkan dari aib, penghapusan dosa dan pemberian pahala oleh Allah SWT kepada pembacanya, sebagaimana dalam Hadits Rasulullah saw:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ[7]

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dia mendapatkan satu pahala, dan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan الم satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, lam  satu huruf, dan mim satu huruf.[8]

Itulah dua manfaat besar di antara sekian banyak manfaat Al Qur’an yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman. Adapun orang-orang yang zhalim, mereka tidak mendapatkan dua manfaat tersebut darinya, namun justru semakin merugi. Inilah yang ditegaskan oleh Allah SWT dengan firman-Nya:

ولا يزيـــد الـــظالمــــــــــــين إلا خــــــــــسارا

“dan (Al Quran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”
Ini disebabkan karena penentangan dan perlawanan mereka terhadap kebenaran yang sudah jelas-jelas kebenarannya.[9] 

Firman Allah SWT:
وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ،  وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ[10]

“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah:  124-125).




[1] Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Aisaru Al Tafasir Li Kalam AL ‘Aliyyi Al Kabir. Kairo: Dar Al Hadits, 2006, Juz 2, hal. 249
[2] Muhammad Sayyid Thanthawi, Al Tafsir Al Wasit. Kairo: Dar Al Sa’adah, 2007, Jilid 8, hal. 416.
[3] Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkam Al Qur’an. Kairo, 1940, juz 10, hal 316
[4] Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Aisaru Al Tafasir Li Kalam AL ‘Aliyyi Al Kabir. Kairo: Dar Al Hadits, 2006, Juz 2, hal. 249.
Lihat juga: Al Bukhari, Shahih Al Bukhari. Kairo, Maktabah AL Shafa, 2003, jilid 3, hal. 87, vol. 5749.
[5] Muhammad Sayyid Thanthawi, 417
[6] Ahmad Musthafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi. Kairo: Maktabah Musthafa Al Babi, juz 15, 1946, hal. 86.
[7] HR. Al Bukhari dalam Al Tarikh Al Kabir 1/216
[8] Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurthubi, 320.
[9] Muhammad Sayyid Thanthawi, 417.
[10] QS. At Taubah:  124-125.

Nasehat Bapak

Selasa, Maret 24, 2015 , ,

*Nasehat Bapak

Anakku,

1. Hanya orang2 yg suka ber-lebih2anlah yg punya sepatu/sandal mahal, apalagi malah mengkoleksinya. karena ketahuilah, saat kalian sedang ramai berpesta, berlalu-lalang di mall, di lobby2 gedung, kurang dari 1% orang yg sempat melirik kaki kalian. coba buktikan datang ke sebuah acara ramai. bahkan tdk ada yg nyadar kalau engkau datang cuma nyeker. Dan hanya orang2 yg super keterlaluan berlebih2anlah yg membeli jam tangan mahal, karena sungguh, semahal apapun jam miliknya, jarum jam tangannya tidak akan bergerak lebih cepat atau lebih lambat dibanding siapapun

2. Bahkan motivator paling ulung, group band paling ngetop, orator kelas berat, pernah (dan lumrah saja masih sering) grogi saat tampil di depan umum. bapak mu bahkan selalu gugup saat bicara di depan umum, jadi santai sajalah, tdk usah cemas. jgn lupa baca bismillah.

3. Hidup ini adalah ujian. kenapa begitu? karena meski kita semua tahu ujian itu berat dan menyebalkan. orang2 tetap saja sibuk membuat UTS, UAS, ujian nasional, ujian semesteran-an, ujian les, dan sebagainya.

4. Kalau kau ingin mengenali karakter orang dgn cepat dan tepat, perhatikan saja saat ada kejadian yg membuat panik, kaget, atau menakutkan tiba2. dengarkanlah kata yg diucapkannya. perhatikanlah ekspresi wajahnya.

5. Kalau kau ingin tahu seberapa taat seseorang dgn sunnah Rasul. maka perhatikan ketika ia berwudhu. seberapa besar ia membuka keran air.

6. Anakku, salah-satu syarat mutlak agar kau bahagia adalah: kau bahagia dan (memang) berbahagia melihat orang lain (teman, saudara, bahkan musuh) hidup lebih beruntung.

7. Cinta sejati tdk pernah datang dari satu-dua kejadian. satu-dua kalimat. cinta sejati adalah konsistensi dan komitmen panjang. dan kau tahu, sayang. ibu adalah cinta sejati-mu (maka berhentilah meng-gombal-i anak gadis orang).

8. Kelak jika kau sudah besar, kau boleh saja tdk suka, melawan, atau bahkan bertengkar dengan bapak, nak. tapi jangan sekali-kali. jangan pernah sekali2 kau bilang ‘ah’ pada ibu-mu.

9. Jangan habiskan waktu untuk berdebat, sedikitlah bicara. ah iya, karena besok saat kau besar dunia sudah banyak berubah, jgn habiskan waktumu utk ‘menulis’ mendebat sesuatu.

10. Jangan pernah bingung karena kau harus memilih. karena di luar sana banyak orang yg hanya punya satu pilihan. dan lebih banyak lagi yang bahkan satu pun tdk mempunyai pilihan.

11. Jatuh cinta dgn someone special itu binatang apa? percayalah, meski seluruh perasaan cinta seperti ini diambil di muka bumi, dunia tetap baik2 saja (apalagi kau yg sedang patah-hati)… akan tetapi satu saja cinta seorang ibu kepada anaknya diambil, maka seperti rusak sudahlah seluruh kehidupan.

12. Jangan pernah takut melakukan sesuatu. kalaupun gagal, kau bisa mengulanginya lagi… lagi… dan lagi… Abraham Lincoln bahkan 8x gagal mencalonkan diri. kau tahu siapa dia? Bapak juga tidak kenal dekat dengan dia.

13. Ingatlah, ‘pertanyaan yg baik’ selalu lebih baik dibandingkan ‘jawaban yg sempurna’. mendengarkan selalu lebih baik daripada buncah bicara. sayangnya, ketika kau dewasa kelak, semakin banyak saja orang yg suka bernarsis ria dengan ‘kata-kata’, dan selalu merasa bisa memberikan ‘jawaban yg sempurna’.

14. Jangan pernah bersedih kalau kau tidak pintar bicara. hargailah pendapat orang lain, bahkan bila kau benci sekali dgn pendapatnya, dan pendapatnya keliru. ini akan membedakan seberapa dewasa kau menghadapi liberalisme, demokrasi, dan kata canggih lainnya di masa2 kelak.

15. Hal yg paling menyedihkan adalah ketika kau ‘menjilat’ dgn seseorang (entah itu atasan, senior, pemilik, penguasa atau sesuatu yg berkepentingan)… dan sebaliknya kau justeru ‘aniaya’ dgn orang lain (entah itu bawahan, yunior, atau orang sederajat dgn dirimu).

16. Kalau kau ingin kaya, jadilah pedagang… jgn pernah jadi PNS, pejabat, guru, hakim, polisi, dsbgnya… itu tdk akan pernah membuat kau kaya… kalau kau ingin hidup tenteram, tenang, maka jadilah petani (sebenar2nya petani)

17. Berpetualanglah melihat dunia… meski hanya ke kampung sebelah, meski sempat ke kota sekitaran, itu sudah awal yg baik untuk mengenal kehidupan orang lain… dgn berpetualang, kau akan semakin dewasa.. dan jelas, bapak tdk bisa menceritakan lbh banyak soal dataran tibet sana dibanding kau melihatnya sendiri

* Tere Liye
Meedun
Powered by Meedun